Dana darurat adalah simpanan wajib yang dapat membantu menyelamatkan kondisi keuangan saat tiba-tiba terjadi krisis di masa mendatang. Untuk itu, menyiapkan dana darurat menjadi sesuatu yang krusial.
Kamu bisa segera mengambil langkah bijak untuk mulai mengatur perencanaan keuanganmu. Jangan lupa untuk mengalokasikan sebagian pendapatan ke dalam pos dana darurat dengan cara menyisihkannya dan memisahkan dana tersebut dari kebutuhan lain. Kalau pun dana ini pada akhirnya tidak terpakai, setidaknya kamu telah bersiap menghadapi ancaman krisis di masa depan.
Mengapa Perlu Menyiapkan Dana Darurat?
Jika ada satu hal yang bisa kita pelajari dari merebaknya pandemi yang berlangsung selama tiga tahun belakangan, hal itu adalah tentang bagaimana krisis dapat terjadi secara tiba-tiba. Tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali jika kita telah melakukan persiapan perencanaan keuangan yang matang sebelumnya.
Gejolak perang, bencana, hingga ancaman resesi dan inflasi, menjadi alasan penting kenapa kamu harus mulai membangun rencana keuangan yang sehat. Selain itu, kejadian tak terduga lainnya seperti jatuh sakit, perbaikan kendaraan dan tempat tinggal, hingga utang, juga dapat memengaruhi kondisi krisis pada keuanganmu.
Nah, di sinilah anggaran dana darurat berperan penting. Dana darurat dapat membantu menghindari beban utang pada saat krisis, terutama jika tidak ada lagi sumber pemasukan tetap. Setidaknya, dana darurat dapat menopang pengeluaran dan kebutuhan rumah tangga selama beberapa waktu.
Bagaimana Tips Menyiapkan Dana Darurat?
Ketidakstabilan bisa muncul kapan pun di masa depan. Oleh karena itu, kita disarankan agar segera menyisihkan pendapatan ke dalam pos dana darurat supaya keuangan selamat di tengah ketidakstabilan.
Simak 7 tips menyiapkan dana darurat berikut yang bisa kamu lakukan untuk bersiap menghadapi keadaan tak terduga. Yuk, simak!
1. Cek Seluruh Kondisi Keuangan (Financial Check Up)
Merencanakan keuangan dengan menyiapkan dana darurat dapat dimulai dengan mencatat seluruh kondisi keuangan meliputi jumlah pemasukan dan total pengeluaran wajib untuk kebutuhan pokok selama satu bulan atau periode waktu tertentu.
Pengeluaran wajib untuk kebutuhan primer meliputi kebutuhan rutin, cicilan, asuransi, hingga tagihan dan iuran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah; apakah penghasilan dan pengeluaran cenderung stabil? Apakah pembayaran utang, cicilan, kredit, dan tagihan tidak mengalami kendala? Bagaimana dengan asuransi dan iuran kesehatan?
Pencatatan ini akan membantu kamu memiliki gambaran seberapa sehat keuanganmu. Selanjutnya, kamu dapat menentukan langkah apa yang bisa diambil untuk membangun perencanaan keuangan bagi masa depan.
Catat pula pemasukan ekstra jika ada dan seluruh aset yang dimiliki. Jika aset tersebut tidak dibutuhkan dalam waktu dekat, kamu bisa mengalokasikannya sebagai tambahan simpanan untuk dana darurat.
Pencatatan keuangan ini bisa kamu lakukan selama beberapa bulan, hingga kamu mendapatkan angka rata-rata. Berangkat dari data tersebut, kamu dapat menyisihkan sisa pendapatan untuk dianggarkan ke dalam pos dana darurat.
2. Menentukan Target Jumlah Dana Darurat
Besaran dana darurat dapat berbeda untuk setiap individu atau rumah tangga. Hal ini sangat tergantung pada rata-rata pengeluaran rutin per bulan, pemasukan, dan jumlah aset lainnya. Itulah mengapa, kamu harus mencatat seluruh kondisi keuanganmu terlebih dahulu sebelum mulai memikirkan target dana darurat yang harus dianggarkan.
Bagi yang masih single, kamu bisa menyiapkan dana darurat sebanyak tiga kali lipat jumlah pengeluaran rutin per bulan, atau bahkan enam kali lipatnya untuk menghadapi ancaman krisis yang berlangsung lebih lama.
Sedangkan bagi pasangan yang sudah berumah tangga, terlebih ketika sudah memiliki anak, jumlah idealnya akan naik hingga enam kali, atau bahkan 12 kali pengeluaran.
Perkirakan jumlah dana darurat yang sekiranya akan cukup untuk membantumu menopang kebutuhan selama tiga hingga enam bulan.
3. Mengurangi Pengeluaran untuk Hal yang Tidak Perlu
Untuk dapat mencapai target dana darurat yang ingin kamu siapkan, beberapa pos anggaran mungkin perlu dikaji ulang. Usahakan untuk meminimalisir pengeluaran untuk hal-hal yang tidak perlu atau bisa ditunda.
Jenis pengeluaran ini biasanya hanya didasari oleh keinginan semata, tanpa kebutuhan atau urgensi yang jelas. Kebutuhan ini biasanya tidak termasuk ke dalam kebutuhan pokok atau primer, sehingga tidak masalah jika kamu tidak memenuhinya.
Mampu mengatur skala prioritas adalah salah satu cara cerdas dalam mengelola keuangan. Hal ini juga akan membantumu menambah jumlah alokasi dana darurat.
4. Berkomitmen dan Disiplin
Menyiapkan dana darurat memerlukan komitmen dan disiplin yang baik agar target yang ingin kamu capai bisa terpenuhi. Hal ini terkadang bukan perkara mudah, sebab itulah, tanpa komitmen dan disiplin, menyiapkan dana hingga enam atau 12 kali pengeluaran rasanya memang mustahil dan berat untuk dilakukan.
Jika diperlukan, kamu juga dapat mengaktifkan fitur autodebet pada rekeningmu, sehingga dana untuk kondisi darurat akan otomatis terpotong dari penghasilan.
5. Menentukan Jenis Aset untuk Menyimpan Dana Darurat
Pos dana darurat haruslah bisa diakses dengan cepat. Seringkali dalam keadaan mendesak, kita tidak punya cukup waktu untuk mencairkan dana yang disimpan dalam bentuk aset tertentu. Meski begitu, karena dana darurat hanya akan dibutuhkan pada keadaan genting, penyimpanan dana ini juga disarankan agar tidak gampang diakses untuk sehari-hari. Kamu memiliki beberapa pilihan seperti uang tunai, deposito, reksa dana, emas, hingga saham.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu jenis aset di atas sebagai pos dana darurat, pastikan kamu sudah mengetahui secara jelas keuntungan hingga risikonya.
6. Memisahkan Rekening Dana Darurat
Saat kita sudah berkomitmen untuk menyiapkan dana darurat, pastikan untuk memisahkan dana tersebut dengan dana pengeluaran sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga komitmen dan disiplin kita dalam membangun rencana keuangan masa depan.
Jika semua pos anggaran disatukan, khawatir anggaran yang sebelumnya sudah disiapkan untuk dana darurat malah terpakai untuk kebutuhan lain.
7. Jangan Samakan Dana Darurat dan Investasi
Sangat penting untuk memisahkan dana darurat dan dana investasi. Hal ini karena keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Kamu bisa menempatkan masing-masing pos dan anggaran pada pilihan aset berbeda karena diperuntukkan untuk tujuan yang berbeda pula.
Misalnya saja, kamu menempatkan dana darurat di rekening khusus dalam bentuk deposito. Sementara itu, untuk investasi, kamu dapat memilih emas atau saham. Semua hal ini kembali lagi pada kondisi keuanganmu setelah mempelajari berbagai keuntungan dan risikonya, ya!
Itulah 7 tips menyiapkan dana darurat yang bisa kamu lakukan. Nah, Sobat MBN tidak perlu merasa sia-sia jika dana darurat yang sudah disiapkan pada akhirnya tidak dipakai, hal tersebut menandakan bahwa hidup kita masih baik-baik saja. Meski begitu, menyiapkan dana darurat tetap harus dilakukan demi meraih keamanan dan stabilitas keuangan pada kondisi mendesak.
Temukan info bisnis menarik lainnya secara eksklusif di MBN Consulting!