Utang seringkali dianggap sebagai beban finansial dan menjadi momok bagi perusahaan. Namun, pilihan untuk tidak berutang pun bisa jadi sangat sulit diambil. Pasalnya, tanpa utang, perusahaan akan sulit berkembang dan ekspansi jika tidak cukup modal. Meski begitu, pernahkah kamu berpikir bahwa utang yang dimiliki dapat diubah menjadi aset yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan? Konsep mengelola atau mengubah utang menjadi aset sebetulnya cukup menarik, jadi, mari kita bahas lebih lanjut!
Mengenal Konsep Aset, Liabilitas, dan Utang
Dalam dunia bisnis dan keuangan, konsep dan istilah mengenai aset, utang, dan liabilitas tentunya sudah tidak asing lagi. Ketiga konsep ini memiliki peran penting dalam pengelolaan keuangan, baik pribadi maupun bisnis. Sebelum membahas bagaimana mengelola utang agar menjadi aset, ada baiknya kita simak terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan utang dan aset, serta instrumen yang termasuk di dalamnya.
Apa Itu Aset?
Semua barang yang dimiliki perusahaan merupakan aset. Bisa terdiri dari uang tunai, properti, kendaraan, saham, hingga kekayaan intelektual seperti hak cipta atau paten.
Aset dapat diklasifikasikan menjadi aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat, seperti uang tunai di bank atau investasi jangka pendek. Sementara itu, aset tetap adalah aset yang dimiliki untuk jangka waktu yang lebih lama, seperti properti atau kendaraan.
Aset juga dapat dikategorikan sebagai aset produktif apabila aset tersebut menghasilkan keuntungan sendiri. Misalnya seperti aset kendaraan yang disewakan, atau aset properti yang dikelola sebagai rumah kontrakan atau kos-kosan. Dalam hal ini, pemilik biasanya hanya akan mengeluarkan biaya perawatan yang biasanya dapat ditutup dengan penghasilan yang didapat melalui properti tersebut.
Terdapat pula aset untuk tujuan konsumtif atau aset yang dipakai. Misalnya seperti barang dan properti kantor. Apabila barang-barang tersebut diperoleh melalui utang, dipastikan akan memberikan beban jangka panjang bagi perusahaan, terlebih jika gerak pasar sedang lesu.
Apa Itu Liabilitas dan Utang?
Liabilitas adalah kewajiban finansial yang harus dibayar oleh seseorang atau perusahaan. Ini bisa berupa utang kepada pihak ketiga, tagihan yang harus dibayar, atau bahkan gaji yang harus diberikan kepada karyawan. Liabilitas juga dapat diklasifikasi menjadi dua kategori utama: liabilitas lancar dan liabilitas jangka panjang. Liabilitas lancar adalah kewajiban yang harus segera dibayar dalam waktu dekat, seperti tagihan yang jatuh tempo dalam 30 hari. Sedangkan liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar dalam waktu yang lebih lama, seperti hutang hipotek atau pinjaman jangka panjang.
Selanjutnya, utang adalah bentuk kewajiban finansial yang harus dikembalikan kepada pemberi pinjaman. Utang seringkali terkait dengan pinjaman yang diambil untuk membiayai kebutuhan pribadi atau bis
Bagaimana Cara Mengubah Utang Menjadi Aset?
Pengusaha yang sudah berpengalaman dalam dunia bisnis, biasanya akan dengan mudah mengelola utang sebagai aset yang produktif agar pembayaran angsuran dapat bergerak dengan sendirinya.
Mengubah utang menjadi aset dilakukan dengan membeli aset produktif yang akan menghasilkan keuntungan alih-alih menggunakan utang sebagai barang konsumtif habis pakai. Bagaimana hal tersebut bisa dilakukan? Simak penjelasan berikut, ya!
1. Menggunakan Utang Produktif
Pertama, pastikan bahwa utang yang kamu miliki digunakan untuk investasi yang produktif. Misalnya, menggunakan pinjaman untuk memulai bisnis atau membeli properti yang dapat menghasilkan pendapatan.
2. Investasi dalam Pendidikan
Mengambil pinjaman untuk pendidikan dapat dianggap sebagai investasi dalam diri sendiri. Dengan memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, kamu dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi di masa depan.
3. Membangun Portofolio Investasi
Menggunakan utang untuk membeli aset investasi seperti saham, obligasi, atau properti dapat membantu kamu membangun portofolio yang menghasilkan pendapatan pasif. Dengan demikian, kamu dapat mengubah utang menjadi aset yang menghasilkan keuntungan.
4. Membeli Properti untuk Disewakan
Membeli properti dengan menggunakan utang, seperti membeli rumah atau apartemen untuk disewakan, dapat menjadi sumber pendapatan pasif yang stabil. Melalui penyewaan, kamu dapat menghasilkan pendapatan bulanan yang dapat digunakan untuk membayar utang dan bahkan menghasilkan keuntungan.
5. Menggunakan Utang untuk Membangun Bisnis
Jika kamu memiliki ide bisnis yang menjanjikan, kamu dapat menggunakan utang untuk mendanai bisnis tersebut. Pastikan kamu memiliki strategi bisnis yang tepat, sistem operasional yang baik, dan manajemen yang mendukung agar bisnis dapat berkembang dan menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk melunasi utang.
Nah, itu dia informasi mengenai cara mengelola utang menjadi aset yang menguntungkan. Jadi, sangat mungkin bagi kamu untuk mengubahnya menjadi aset. Namun, transaksi utang menjadi aset tetap memiliki risiko bila terjadi gangguan pada bisnis atau investasi. Agar lebih yakin dengan pilihanmu, kamu juga bisa meminta pendapat ahli keuangan untuk menganalisis risikonya.
Temukan informasi menarik lainnya seputar bisnis hanya di MBN Consulting, klik di sini!
Baca Juga: Mengenal Tax Planning, Solusi Pengurangan Pajak Perusahaan