Berulang kali menjadi pembahasan dan digaungkan oleh calon pemimpin negara menjelang pemilu lalu, konsep hilirasasi tentu langsung menuai perhatian. Terutama bagi masyarakat yang baru pertama kali mendengar konsep ini. Bagi kamu yang penasaran mengenai apa itu hilirisasi, yuk simak pembahasannya pada artikel berikut!
Apa Itu Hilirisasi?
Hilirisasi merupakan suatu strategi pengembangan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dengan mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Dalam konteks industri, hilirisasi melibatkan proses produksi, distribusi, dan pemasaran yang lebih kompleks untuk menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi.
Artinya, hilirisasi adalah sistem yang meng-upgrade kegiatan perekonomian masyarakat. Dari yang semula masyarakat atau pemerintah melakukan eksplorasi sumber daya alam dan menjualnya dalam bentuk mentah atau belum diolah, produk tersebut tidak akan memiliki nilai tambah. Sehingga, keuntungan finansial pun juga semakin kecil.
Sementara itu, dilansir dari situs resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), hilirisasi merupakan proses transformasi ekonomi berkelanjutan di mana dilakukan kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi, untuk menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks. Jadi, apa itu hilirisasi? Yaitu, meningkatkan nilai tambah suatu komoditas atau produk melalui proses industri pengolahan yang menjadikannya sebagai produk jadi (bukan bahan mentah). Tujuannya untuk membangun perekonomian berkelanjutan.
Manfaat Hilirisasi bagi Pertumbuhan Ekonomi negara
1. Meningkatkan Nilai Produk
Negara atau perusahaan yang melakukan strategi hilirisasi dapat meningkatkan nilai tambah produk, yang berarti dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
2. Menciptakan Lapangan Kerja
Hilirisasi dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam industri pengolahan, distribusi, dan pemasaran produk jadi. Hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan Ketahanan Ekonomi
Melalui hilirisasi, suatu negara dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan beralih ke industri pengolahan yang lebih kompleks. Hal ini dapat mengurangi risiko fluktuasi harga komoditas dan meningkatkan ketahanan ekonomi.
4. Peningkatan Daya Saing
Dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, negara atau perusahaan dapat meningkatkan daya saing di pasar global. Produk dengan nilai tambah yang tinggi cenderung lebih diminati oleh konsumen dan dapat memperluas pangsa pasar.
5. Inovasi Teknologi
Proses hilirisasi seringkali melibatkan inovasi dan pengembangan teknologi baru. Dalam rangka menciptakan produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi, perusahaan harus terus mengembangkan teknologi produksi yang lebih efisien dan inovatif.
6. Penguatan Rantai Nilai
Hilirisasi dapat memperkuat rantai nilai suatu industri. Dengan mengintegrasikan berbagai tahap produksi, mulai dari pengolahan bahan mentah hingga pemasaran produk jadi, rantai nilai dapat menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.
7. Pemberdayaan Lokal
Hilirisasi juga dapat memberdayakan sektor ekonomi lokal. Dengan melibatkan pelaku usaha lokal dalam proses hilirisasi, mereka dapat mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
8. Keberlanjutan Lingkungan
Proses hilirisasi seharusnya dapat menerapkan praktik-produksi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini termasuk penggunaan teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan energi, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
9. Kemandirian Ekonomi
Negara dapat mencapai kemandirian ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada impor produk jadi melalui kegiatan hilirisasi. Hal ini dapat meningkatkan stabilitas ekonomi dan mengurangi risiko dari fluktuasi pasar global.
Contoh Hilirisasi pada Beberapa Industri
1. Pertanian
Hilirisasi dalam bidang pertanian bisa melibatkan pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan yang lebih bernilai tambah, seperti pengolahan buah-buahan menjadi jus, pengolahan kopi menjadi kopi bubuk, atau pengolahan hasil perikanan menjadi ikan asap.
2. Industri Makanan dan Minuman
Hilirisasi dalam industri makanan dan minuman dapat melibatkan pengembangan produk-produk baru yang menggunakan bahan baku lokal, seperti pembuatan cokelat dari biji kakao lokal atau produksi minuman ringan dari buah-buahan lokal.
3. Tekstil dan Garmen
Hilirisasi dalam industri tekstil dan garmen berarti mengolah serat alam atau bahan baku tekstil menjadi produk jadi seperti pakaian, tas, atau seprai. Contohnya adalah pengolahan kapas menjadi kain dan pakaian siap pakai.
4. Industri Otomotif
Hilirisasi dalam industri otomotif bisa melibatkan produksi komponen-komponen mobil atau sepeda motor, seperti ban, mesin, atau bodi kendaraan. Hal ini dapat meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
5. Teknologi Informasi
Hilirisasi dalam bidang teknologi informasi bisa melibatkan pengembangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dibuat secara lokal, seperti smartphone, aplikasi, atau sistem manajemen data.
Nah, dari topik ini kita menjadi paham mengenai apa itu hilirisasi serta dampak kebijakannya untuk keberlangsungan ekonomi serta lingkungan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pemilihan strategi hilirisasi bisa jadi strategi dan program yang dapat membangun perekonomian sebuah negara.
Simak informasi menarik lainnya seputar bisnis dan keuangan di MBN Consulting, klik di sini!
Baca Juga: Peran Komunitas Bisnis bagi Pengusaha: Bantu Bisnis Capai Kesuksesan