Indonesia baru saja selesai diterpa pandemi yang datang dengan segala krisisnya dimulai dari kesehatan, kelangkaan barang, dan tentu saja ekonomi, tetapi langsung diterpa lagi oleh beberapa ancaman seperti krisis pangan, krisis energi, dan lagi-lagi ancaman krisis ekonomi dalam bentuk inflasi sesuai apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah. Krisis ekonomi yang akan melanda Indonesia ini ternyata juga melanda berbagai negara lainnya seperti yang diujarkan oleh Bank Dunia dan IMF yang memprediksi setidaknya akan ada 60 negara yang akan mengalami krisis ekonomi dan 40 diantaranya sudah dipastikan akan mengalaminya.
Indonesia sebagai sebuah negara yang sangat besar dan memiliki lebih dari 200 juta masyarakat tentu memerlukan pangan, energi, dan berbagai sumber daya lainnya untuk terus menjalankan kehidupan dalam skala yang besar, terlebih lagi saat ini Indonesia masih mengimpor kebutuhan energinya dari berbagai negara di belahan dunia. Melihat dari terus meningginya harga bahan baku dan sembako serta BBM dan biaya listrik yang baru-baru ini mengalami pengurangan subsidi dan lonjakan harga, kejadian ini mendorong segenap warga Indonesia untuk dapat bersiap dan mengantisipasi untuk kedepannya.
Dikarenakan peningkatan di berbagai sektor ekonomi maka daya beli masyarakat tentu juga akan ikut menurun, melihat masyarakat tentu akan lebih memilih untuk membeli hal-hal esensial dibanding dengan hal-hal sekunder atau tersier. Maka dari itu para pemilik usaha harus dapat memutar otak dan mencari celah agar apa yang dijajakan dapat tetap menarik perhatian calon konsumen sehingga bisa bertahan atau profit.
Beberapa cara yang dapat dilakukan pemilik usaha agar tetap bertahan di masa-masa ini pun beragam, ada yang melakukan berbagai macam kegiatan promosi mulai dari promo diskon ataupun promo beli 1 gratis 1, ada pula yang mengambil langkah pemecatan demi mengurangi ongkos produksi dan berhemat. Tentu berbagai cara ini dapat menyelamatkan usaha dalam jangka waktu yang singkat tetapi belum tentu akan bisa menjaga usaha untuk jangka waktu yang panjang apalagi melihat belum adanya titik terang dari masa-masa krisis yang akan datang ini.
Pada masa-masa seperti ini loyalitas konsumen sangatlah berharga karena transaksi-transaksi yang dapat terjadi kecil besarnya hanya akan didapat dari konsumen-konsumen loyal yang sudah mempercayai produk/jasa yang dijual dan melakukan repeat order.
Maka dari itu pada era krisis seperti ini diperlukan perencanaan bisnis dan pemasaran yang setidaknya dapat mengimbangi krisis yang terus bermunculan tiada henti, karena tidak semua usaha dapat bertahan dan terus mengikuti perkembangan yang tiada henti. Di sini MBN Consulting hadir untuk membantu para pelaku usaha untuk merencanakan taktik-taktik atau langkah-langkah yang bisa diambil oleh para pelaku usaha agar tidak tergerus oleh krisis dan menutup usahanya, MBN hadir dengan layanan perencanaan bisnis yang dapat memetakan bisnis yang sudah berjalan dan strategi apa yang dapat dilakukan untuk tidak hanya bertahan tetapi juga mengembangkan usaha yang ada.