Ini Rasio Alokasi Gaji Ideal untuk Kestabilan Keuangan!

Menentukan rasio alokasi gaji ideal bisa bikin perubahan dalam pola pengeluaranmu

Pernah kah kamu merasa kewalahan dalam mengatur pengeluaran? Rasanya, pemasukan dari gaji belum bisa menutup kebutuhan. Nah, selain memiliki sumber income lain, ada yang sebetulnya paling penting untuk kamu lakukan, yaitu mengatur alokasi gaji. Jadi, berapa rasio alokasi gaji ideal untuk keuangan yang stabil?

Umumnya, pengaturan pembagian gaji sering terlewat dilakukan. Bisa jadi karena ketiadaan waktu, atau kebutuhan yang memang sulit dikompromi. Namun, cobalah untuk mulai strict dengan alokasi gaji agar uangmu tetap cukup sampai gajian berikutnya. Yuk, simak alokasi pembagian gaji berikut yang semoga cocok untuk kamu terapkan!

Apa Itu Rasio Pembagian Gaji?

Rasio pembagian gaji adalah persentase dari pendapatan bulanan yang dialokasikan untuk membayar berbagai kebutuhan, termasuk pengeluaran rutin bulanan, tabungan, cicilan, hingga sedekah dan tujuan amal. 

Rasio ini membantu memastikan bahwa seseorang tidak terlalu terbebani oleh utang dan tetap memiliki cukup dana untuk kebutuhan sehari-hari dan tabungan.

Mengelola keuangan pribadi dengan bijak adalah langkah penting untuk mencapai stabilitas keuangan jangka panjang. Salah satu aspek krusial dari pengelolaan keuangan adalah menentukan rasio alokasi gaji yang ideal. 

Rasio ini membantu memastikan bahwa gaji digunakan secara efisien untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, tabungan, dan kewajiban utang jika ada. Berikut adalah panduan untuk menentukan rasio alokasi gaji ideal untuk kestabilan keuangan.

1. Aturan 50-30-20

Aturan 50-30-20 adalah salah satu metode paling populer dalam pembagian gaji:

  • 50% untuk Kebutuhan

Dialokasikan untuk kebutuhan dasar seperti perumahan, utilitas, makanan, transportasi, asuransi dan biaya kesehatan, hingga sedekah dan amal. Kebutuhan adalah pengeluaran yang tidak bisa dihindari dan esensial untuk kehidupan sehari-hari.

  • 30% untuk Keinginan

Digunakan untuk pengeluaran yang bersifat keinginan, seperti hiburan, makan di luar, liburan, dan belanja non-esensial. Ini adalah bagian dari gaji yang bisa dihabiskan untuk menikmati hidup, tetapi tetap harus dikendalikan.

  • 20% untuk Tabungan atau Cicilan

Dialokasikan untuk menabung, investasi, dan membayar cicilan. Bagian ini sangat penting untuk keamanan finansial jangka panjang dan membantu membangun dana darurat serta merencanakan masa depan.

2. Aturan 70-20-10

Aturan 70-20-10 adalah alternatif yang lebih sederhana yang dapat diterapkan oleh individu dengan kebutuhan finansial yang berbeda:

  • 70% untuk Semua Pengeluaran

Meliputi semua pengeluaran bulanan, baik kebutuhan maupun keinginan. Ini memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan anggaran sehari-hari.

  • 20% untuk Tabungan dan Investasi

Dialokasikan untuk menabung dan investasi jangka panjang. Fokus pada membangun dana darurat dan berinvestasi untuk masa depan.

  • 10% untuk Sedekah atau Pengembangan Diri

Bagian ini dapat digunakan untuk kegiatan amal atau pengembangan diri seperti kursus, seminar, atau pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan dan karier.

3. Aturan 60-20-20

Aturan ini memberikan keseimbangan antara pengeluaran, tabungan, dan investasi:

  • 60% untuk Pengeluaran

Angka 60 persen juga dianggap cukup untuk menutupi semua kebutuhan dan sebagian keinginan. membantu menjaga pengeluaran tetap terkendali.

  • 20% untuk Tabungan Jangka Pendek

Dialokasikan untuk tabungan jangka pendek, seperti dana darurat atau tujuan keuangan tertentu dalam waktu dekat.

  • 20% untuk Investasi Jangka Panjang

Digunakan untuk investasi jangka panjang seperti saham, obligasi, atau properti. Ini membantu membangun kekayaan dan keamanan finansial di masa depan.

Menyesuaikan Rasio dengan Kondisi Finansial Pribadi

Setiap orang memiliki situasi keuangan yang berbeda-beda. Rasio alokasi gaji harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang sesuai denganmu. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

1. Pendapatan dan Biaya Hidup

Sesuaikan rasio dengan pendapatan dan biaya hidup di daerah tempat tinggal kamu. Beberapa daerah mengharuskan biaya hidup yang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Entah itu soal makanan, akomodasi dan transportasi, hingga lingkungan dan standar hidup yang harus dipenuhi.

Jika memang biaya hidup di daerah domisili cukup tinggi, kamu bisa mengalokasikan rasio yang lebih besar untuk ini. Namun, perhatikan juga kewajiban utang jika memang punya.

2. Kewajiban Utang atau Cicilan

Jika memiliki utang yang signifikan, mungkin perlu menyesuaikan sebagian pendapatan untuk fokus pada pelunasan utang terlebih dahulu.

3. Tujuan Finansial

Pertimbangkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin kamu capai. Misalnya, untuk tujuan pendek adalah pembelian gadget baru, lalu membeli rumah, pendidikan anak, atau simpanan dana pensiun.

Tips untuk Mengelola Rasio Alokasi Gaji

1. Buat Anggaran Bulanan

Anggaran membantu memantau pengeluaran dan memastikan alokasi sesuai dengan rasio yang ditetapkan.

2. Autodebet Tabungan dan Investasi

Setel transfer otomatis atau autodebet untuk tabungan dan investasi agar tidak tergoda untuk menghabiskan uang. Jika dirasa berat, kamu juga bisa untuk menyisihkan tabungan di awal, bukan di akhir.

3. Evaluasi Rutin

Tinjau kembali anggaran dan rasio alokasi secara berkala untuk memastikan sesuai dengan perubahan situasi keuangan. Misalnya, terdapat pemasukan lain yang harus dikeluarkan secara tiba-tiba. Itu artinya, kamu harus memiliki dana darurat sebagai cadangan.

Berapa rasio gaji ideal mengikuti aturan 50-30-20, 70-20-10, atau 60-20-20 dapat digunakan sebagai panduan dasar kamu agar tidak keteteran di akhir bulan. Namun, penting untuk menyesuaikan rasio ini dengan kondisi dan tujuan finansialmu. Metode mana yang kira-kira lebih cocok kamu gunakan.

Jika pengelolaannya bijak dan disiplin, kamu dapat mencapai kestabilan keuangan dan keamanan finansial di masa depan.

Baca Juga: 7 Tips Menyiapkan Dana Darurat, Anggarkan Sebelum Terlambat!