Sobat MBN pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah buzzer dalam strategi marketing di media sosial. Buzzer atau pendengung biasanya bertugas untuk memengaruhi publik di media sosial dengan mempromosikan isu, produk, brand, kandidat, atau tokoh tertentu.
Strategi ini diyakini oleh banyak marketer sebagai salah satu cara memasarkan produk di media sosial yang cukup efektif.
Lalu, seberapa penting peran profesi buzzer dalam influencer marketing di sosial media? Yuk, simak penjelasan MBN Consulting mengenai profesi buzzer di artikel berikut!
Buzzer Marketing: Pengertian, Peran, dan Fungsi
Istilah buzzer berasal dari bahasa Inggris dengan kata dasar buzz yang berarti dengung atau rumor. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa buzzer adalah individu atau sekelompok orang yang menyampaikan informasi atau kabar.
Peran buzzer meliputi peyampaian informasi, menyuarakan pendapat, mengampanyekan suatu isu, hingga mempromosikan produk berdasarkan kepentingan tertentu yang sudah diatur sedemikian rupa sebelumnya.
Buzzer dapat dimanfaatkan dengan berbagai tujuan, mulai dari promosi bisnis atau brand, mengenalkan produk, memenangkan opini publik di media sosial, hingga propaganda politik.
Pada konteks marketing, buzzer biasanya memiliki peranan penting. Beberapa cara yang biasanya dilakukan adalah dengan meramaikan akun media sosial brand, memberikan ulasan positif mengenai produk, hingga menciptakan pengaruh terhadap keputusan publik atau audiens untuk melakukan pembelian.
Cara-cara tersebut bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan membangun citra positif brand, memengaruhi persepsi orang, dan memenangkan opini publik di media sosial.
Metode marketing influencer dengan menggunakan buzzer ini juga dikenal dengan istilah word-of-mouth. Jadi, metode word of mouth tidak hanya promosi yang berasal dari orang terdekat seperti teman atau keluarga, namun juga yang berasal dari pemengaruh (influencers) di media sosial.
Berdasarkan data dari McKinsey yang dilansir dari Vase.id, metode ini dapat berpengaruh terhadap lebih dari 20 hingga 50 persen keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tidak heran, masih banyak pebisnis yang mempercayai efektivitas buzzer dan influencers di media sosial.
Selain dengan bantuan buzzer, jenis konten media sosial yang relevan dengan persona brand dan target audiens, juga berpengaruh terhadap peningkatan penjualan produk dan jasa di media sosial.
Media sosial merupakan platform utama para buzzer melancarkan pesan dan informasi yang ingin mereka sebarluaskan. Saat menyampaikan pesan kampanye atau promosinya, buzzer boleh saja menggunakan identitas asli atau menggunakan akun anonim.
Cara Kerja Buzzer di Media Sosial
Sebagai salah satu bentuk strategi marketing, sebetulnya, gimana, sih, para buzzer ini bekerja di media sosial? Apakah mereka bergerak dengan sukarela atau ada pihak tertentu yang mempekerjakan mereka?
Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut beberapa hal yang bisa kamu ketahui terkait cara kerja buzzer.
Sebetulnya, buzzer bekerja dengan cara yang cukup beragam. Buzzer dikoordinir, didampingi, dan diberikan brief sesuai dengan tujuan dan kepentingan kampanye oleh brand yang bekerja sama.
Salah satu cara yang cukup umum dilakukan adalah, diawali oleh seorang key opinion leader atau KOL yang melempar sebuah informasi atau kampanye ke publik di akun media sosial mereka. KOL ini adalah seorang influencer atau pemengaruh yang sudah memiliki banyak pengikut. Sementara itu, seorang buzzer sendiri biasanya tidak memerlukan banyak pengikut dan berasal dari kalangan orang biasa.
Setelah KOL memulai kampanye, para buzzer akan ikut meramaikan engagement di postingan KOL. Buzzer akan memberikan komentar yang relevan dengan kampanye yang diangkat sambil menaikkan tagar atau hashtag.
Cara ini dilakukan berulang hingga opini tersebut populer dan mendapat atensi audiens. Ketika topik tersebut sudah mendulang perhatian publik, maka publik akan mencari tahu lebih banyak mengenai kampanye tersebut. Hal ini akan meningkatkan awareness publik mengenai sebuah brand atau produk yang dikampanyekan.
Kelebihan dan Kekurangan Buzzer Marketing
Melihat cara kerja buzzer tersebut, kita sudah mendapatkan gambaran bagaimana peran dan fungsi yang dipegang oleh buzzer sebagai salah satu strategi marketing. Strategi ini tentu saja memilikikelebihan dan kekurangan, baik bagi brand atau pun publik. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan buzzer marketing di media sosial.
Kelebihan Menggunakan Buzzer untuk Promosi
- Menciptakan awareness publik terhadap sebuah bisnis
- Meningkatkan engagement
- Meraih kepercayaan publik jika mengangkat isu yang tepat
- Meningkatkan sales atau penjualan
Kekurangan Menggunakan Buzzer
- Buzzer dapat menyebarkan informasi yang keliru dengan memanipulasi opini publik.
- Jika sebuah bisnis mengangkat isu kampanye yang salah dan tidak disukai publik, hal ini justru akan berbalik dan merugikan bisnis tersebut.
Secara keseluruhan, peran buzzer marketing memang memiliki manfaat yang baik terutama jika ingin menciptakan awareness dan menaikkan engagement sebuah bisnis. Namun, brand tetap harus memastikan dan mengontrol kampanye buzzer yang sedang dijalankan agar tidak berdampak negatif dan menjadi bumerang bagi brand itu sendiri.
Tips Sebelum Memutuskan Mencoba Buzzer Marketing
Apakah Sobat MBN memiliki perusahaan atau bisnis yang sedang mencoba melirik strategi marketing yang satu ini? Sebelum memutuskan untuk menggunakannya, berikut beberapa saran yang MBN Consulting bisa berikan. Yuk, simak!
1. Tentukan Objektif Kampanye
Sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa buzzer di media sosial, kamu wajib menentukan tujuan yang ingin dicapai. Apakah itu untuk meningkatkan kesadaran merek (brand awareness), meningkatkan penjualan, atau sekadar meningkatkan interaksi dan engagement media sosial.
2. Kenali Target Market dan Audiens
Kamu juga harus paham, siapa saja orang yang ingin kamu libatkan dalam kampanye ini. Apakah mereka sesuai dengan target pasar dari bisnis yang kamu miliki?Lakukan riset mengenai target pasar dari bisnismu agar konten yang kamu produksi bisa disesuaikan dengan preferensi audiens untuk menarik minat mereka.
3. Pilih KOL yang Sesuai dengan Brand Personas dan Target Market
Selain mempertimbangkan audiens, kamu juga harus serius dalam menunjuk seorang KOL yang sesuai dengan bisnis atau brand kamu. Biasanya mereka juga memiliki pengikut yang mirip-mirip dengan target pasar yang telah kamu bidik. Hal ini akan membantu meningkatkan efektivitas kampanye karena relevan dengan brand dan konten yang kamu kampanyekan.
4. Memberikan Arahan yang Jelas
Sebelum melakukan pekerjaannya, kamu harus memastikan bahwa arahan dan brief yang diberikan kepada buzzer cukup jelas. Uraikan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama melakukan kampanye. Hal ini akan membantu menghindari publik dari informasi menyesatkan atau informasi yang tidak akurat terkait produk dan bisnis kamu.
5. Memonitor Jalannya Kampanye
Kinerja para buzzer tentunya harus terus diawasi hingga kampanye selesai. Pastikan bahwa mereka tidak melanggar aturan dan etika, atau privasi dan hak cipta orang lain.
6. Evaluasi Hasil Kampanye
Setelah kampanye selesai dilaksanakan, kamu dapat mengukur keberhasilan strategi marketing yang satu ini dengan melihat apakah terjadi kenaikan jumlah pengikut, penjualan, atau engagement.
Nah, itu dia informasi mengenai buzzer sebagai strategi marketing dan promosi bisnis di media sosial. Apakah Sobat MBN juga tertarik untuk memanfaatkan buzzer sebagai salah satu strategi marketing pada bisnis yang kamu jalankan?
MBN Consulting membantu kamu untuk membangun dan mempercepat perkembangan bisnis UKM menjadi bisnis yang memiliki peningkatan kerja dan berkesinambungan. Tertarik untuk konsultasi? Pelajari lebih lanjut di sini!