Dunia bisnis tidak akan lepas dari berbagai risiko, termasuk risiko dalam sistem operasional bisnis yang sangat berpotensi mengakibatkan kerugian besar. Namun, bukan berarti risiko ini tidak dapat dihindari maupun diatasi. Nah, pada artikel kali ini, kita akan mengetahui risiko operasional dan cara menghindarinya.
Risiko dalam bisnis merupakan segala sesuatu yang dapat mengancam kestabilan bisnis dan memungkinkan terjadinya kerugian. Kegagalan ini tentu saja dapat mempengaruhi bisnis, seperti kegagalan teknologi, kesalahan manusia, dan bencana alam.
Nah, sebelum hal tersebut terjadi, yuk perhatikan strategi mitigasi untuk mengurangi risiko operasional dan menjaga keberlanjutan bisnis kamu!
Apa Itu Risiko Operasional dalam Bisnis?
Risiko operasional adalah ancaman atau potensi terjadinya kegagalan yang menyebabkan kerugian dalam sistem operasional bisnis. Meski begitu, risiko cenderung biasa terjadi dan bukan sesuatu yang harus ditakuti, namun tetap perlu dihindari.
Pada sistem operasional, risiko ini merupakan kerugian akibat kegagalan proses, sistem, atau orang dalam sistem operasional bisnis tersebut. Bisa juga akibat adanya faktor eksternal di luar kendali pemilik bisnis seperti risiko bencana alam dan perubahan peraturan pemerintah.
Jenis-Jenis Risiko Operasional Bisnis dan Penyebabnya
Penasaran bagaimana cara mencegah terjadinya risiko pada sistem operasional? Simak terlebih dahulu apa saja jenis risiko operasional beserta penyebabnya berikut:
1. Risiko Akibat Kesalahan Manual
Berbagai risiko yang bersumber dari pengerjaan pekerjaan secara manual dapat terjadi. Misalnya kesalahan pencatatan dan pembukuan keuangan yang dilakukan secara manual, kesalahan stock opname, pengelolaan inventaris, atau kehilangan dokumen akibat kelalaian.
Risiko ini juga meliputi kerusakan aset fisik yang diakibatkan oleh bencana alam seperti banjir atau gempa bumi. Terutama jika kamu menyimpan dokumen penting dalam bentuk fisik, yang akan sangat rentan mengalami kehilangan dan kerusakan akibat berbagai risiko bisnis tersebut
2. Risiko Akibat Kesalahan Teknologi
Kesalahan ini diakibatkan kerusakan perangkat keras maupun perangkat lunak yang dapat menghambat operasional bisnis. Bisa jadi karena virus atau perangkat yang sudah terlalu tua.
Risiko ini juga termasuk adanya peretasan, serangan siber dan malware yang mengarah pada kebocoran informasi sensitif perusahaan. Risiko ini akan sangat mengganggu dan menghambat keberlangsungan bisnis.
Selain itu, kehilangan daya listrik maupun infrastruktur yang rusak dan mengganggu sistem produksi dan layanan juga merupakan salah satu risiko operasional yang harus kamu hindari.
3. Kecelakaan Kerja
Risiko operasional yang cukup umum terjadi adalah kecelakaan kerja yang dapat membahayakan karyawan atau orang-orang yang terlibat dalam bisnis. Kesalahan yang satu ini wajib dihindari untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan menyelamatkan reputasi bisnis.
Untuk itu, perusahaan atau bisnis perlu memiliki sistem kerja yang baik atau standar operasional prosedur (SOP) yang jelas untuk melindungi seluruh pekerja dan memiliki standar minimal dalam melakukan seluruh proses bisnis dan operasional.
4. Kesalahan Produksi
Adanya kesalahan proyeksi atau hitungan dalam proses produksi dapat menyebabkan kerugian karena adanya barang yang tidak terjual, atau terpaksa dijual murah hanya untuk menutupi harga pokok penjualan.
Selain itu, proses produksi dan distribusi yang mengalami keterlambatan dalam pengirimannya juga dapat mengganggu rantai pasokan dan produksi. Sehingga, kesulitan dalam memenuhi permintaan pelanggan.
5. Perubahan Konsep dan Tren
Salah satu risiko yang terkadang sulit untuk diprediksi adalah adanya perubahan konsep, kebiasaan, dan tren pasar. Apalagi jika terjadi secara global. Sehingga, sebagai pebisnis yang baik, wajib untuk mampu mengikuti tren pasar dan mengimplementasikannya ke dalam bisnismu.
Baca Juga: Manajemen Risiko Bisnis untuk Menghindari Kerugian
Cara Mengelola Risiko Operasional Bisnis dan Mencegahnya
Penyebab dan jenis-jenis risiko yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat dicegah dan dilakukan mitigasi sebagai berikut:
1. Beralih ke Teknologi
Alih-alih mencatat pembukuan dan keuangan secara manual, gunakan teknologi pencatatan keuangan modern berbasis aplikasi. Bisa juga dengan menyimpan dokumen di dalam cloud atau di dalam perangkat komputer. Untuk mengirim dokumen, kamu juga bisa melakukannya melalui e-mail guna menghindari kehilangan, kerusakan, atau dokumen yang tertukar.
2. Membuat SOP dan Sistem Kerja yang Jelas
Lindungi karyawan dan juga bisnismu dengan membuat deskripsi pekerjaan, standar keselamatan, dan panduan sistem kerja yang jelas. Siapkan manajemen yang baik untuk seluruh proses bisnis, terutama sistem operasionalnya. Selain melindungi bisnis dan karyawan, hal ini juga dapat memenuhi hak konsumen untuk mendapatkan layanan dan produk yang berkualitas.
3. Mengikuti Perkembangan Tren
Tren bisnis akan selalu mengalami perubahan tiap-tiap periode tertentu. Beberapa tahun belakangan, terjadi transisi model belanja konsumen dari belanja offline atau langsung datang ke pasar, menjadi belanja secara online. Hal ini membawa pengaruh yang cukup signifikan pada banyak bisnis offline karena sulitnya bertahan pada masa transisi tersebut.
4. Meningkatkan Kualitas SDM
Setiap kegiatan dalam proses bisnis sangat bergantung pada sumber daya menusia di dalamnya. Sehingga, perusahaan dituntut untuk dapat menyediakan SDM yang tepat sesuai kebutuhan posisi dan pekerjaan. Tujuan ini dapat dicapai dengan membentuk kegiatan pelatihan dan pendampingan, baik oleh pihak internal maupun eksternal.
5. Menyiapkan Mitigasi untuk Risiko Eksternal
Risiko eksternal umumnya tidak bisa dihindari karena terjadi di luar kendali perusahaan. Untuk itu, perlu rencana pencegahan untuk mengendalikan situasi ini. Beberapa kejadian yang tidak bisa dihindari adalah bencana alam, perubahan regulasi pemerintah, pandemi global, resesi ekonomi, hingga tren pasar.
Nah, untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu menganalisis setiap faktor eksternal tersebut secara menyeluruh dengan metode PESTEL atau politic, economy, social, technology, environment, dan legal.
6. Menyiapkan Alur Kerja Bisnis
Kegiatan operasional bisnis diatur melalui alur kerja di masing-masing tahapan aktivitas bisnis. Alur kerja yang efektif dan efisien memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk menunjukan kinerjanya dalam menciptakan produk dan jasa berkualitas.
Namun, alur kerja ini justru bisa menjadi faktor yang menyebabkan risiko operasional jika tidak adanya efektivitas dan terjadinya kecurangan dalam kegiatan bisnis internal.
Cara untuk mengatasinya yaitu perusahaan perlu secara rutin melakukan pengawasan rutin atas alur kerja proses bisnisnya. Selain itu, lakukan juga identifikasi jenis proses bisnis yang rentan dan berpotensi gagal. Sehingga, perusahaan dapat menganalisis penyebab dan dampak serta menyiapkan solusi utama sekaligus solusi alternatif untuk mengantisipasi potensi kegagalan tersebut.
Pengelolaan operasional bisnis memang merupakan proses kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya agar dapat menyiapkan sistem operasional yang kuat. Untuk itu, kamu bisa menggunakan bantuan jasa operasional bisnis dari MBN Consulting dalam pengawasan dan pengelolaan bisnis. Sehingga, dapat meminimalisir risiko dan terjadinya kesalahan.
MBN Consulting berpengalaman dalam mengelola sistem operasional bisnis berbagai brand F&B ternama Indonesia seperti Holycow! Steak by Chef Afit, Fan Fries, Sour Sally, Pempek Farina, dan Fukuramen.
Tertarik mengetahui layanan operating bisnis yang kami tawarkan? Konsultasikan kebutuhan bisnismu sekarang, GRATIS!