Strategi Mengelola Operasional Bisnis, Kunci Sukses Bisnis Bertahan

strategi mengelola operasional bisnis

Salah satu tujuan mengembangkan bisnis tentu saja untuk meraih profit dan keuntungan. Pencapaian ini dapat diraih dengan memaksimalkan strategi mengelola operasional bisnis yang efisien, sehingga dapat menekan budget dan meminimalkan cost pengeluaran. 

Sayangnya, masih banyak bisnis yang berakhir gagal karena manajemen operasional yang buruk. Lalu, strategi mengelola operasional bisnis seperti apa yang bisa dijalankan oleh para pebisnis agar efisien?

Apa itu Operasional Bisnis?

Operasional bisnis merupakan sistem satu pintu untuk seluruh kegiatan dan proses yang terlibat dalam menjalankan bisnis sehari-hari. Meliputi segala hal yang berkaitan dengan produksi, pengiriman, hingga pengelolaan produk atau layanan yang ditawarkan. 

Detail cakupan aspek operasional bisnis cukup luas, mulai dari manajemen supply chain, pengelolaan inventaris, proses transaksi transaksi, pengiriman produk, organisasi dan pengaturan sumber daya manusia (SDM), strategi bisnis, operasional marketing, dan banyak lagi. 

Tujuan dari operasional bisnis adalah untuk menjaga agar bisnis berjalan dengan lancar, efisien, dan menghasilkan keuntungan. Selain itu, dengan adanya sistem ini, kualitas dan mutu dari produk dan layanan pun juga terjamin.

Strategi Mengelola Operasional Bisnis untuk Meningkatkan Efisiensi

Sebagai pebisnis, kesulitan mengelola bisnis menunjukkan adanya kekurangan dalam manajemen operasionalnya. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hambatan tersebut?

1. Fokus pada Proses Operasional 

Mulailah dengan mengidentifikasi semua proses operasional yang ada dalam bisnis. Kemudian, prioritaskan proses-proses ini berdasarkan tingkat kepentingannya dan dampaknya terhadap keseluruhan bisnis.

Misalnya membentuk struktur organisasi untuk menentukan alur tugas dan tanggung jawab dalam proses operasional bisnis sehari-hari. Struktur ini dapat disusun mengikuti kapasitas individu dan skala bisnis.

Setelah alur tugas dan tanggung jawab terbentuk, kita dapat meneruskannya pada kegiatan lain seperti pengelolaan inventaris, rantai pasok (supply chain), proses transaksi dan pembukuan, quality control, hingga mitigasi risiko bisnis.

2. Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) atau pengelolaan rantai pasokan merupakan kegiatan untuk memastikan alur pengadaan barang, mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga distribusinya berjalan lancar dan efektif.

Untuk dapat melakukannya, SCM melibatkan pendekatan strategis seperti perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan aktivitas yang terkait dengan aliran barang tersebut hingga konsumen akhir. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin agar konsumen bisa mendapatkan value yang baik dari produk yang dijual. 

Namun, risiko dalam manajemen rantai pasokan harus dikelola dengan baik, terkait kualitas produk, pengiriman, hingga fluktuasi harga. Jika manajemen rantai pasok efektif, perusahaan akan dapat mengurangi biaya operasional sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan, dan juga responsif terhadap perubahan permintaan pasar.

3. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)

Semua bisnis dalam berbagai industri, memerlukan sistem kerja dan panduan yang jelas untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi mereka dari setiap elemen atau divisi yang dimiliki. Panduan ini juga berguna untuk melindungi para pekerja dari kecelakaan kerja dan kesalahan fatal saat menjalankan tugas. Panduan ini disusun dalam bentuk dokumen yang dinamakan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Secara sederhana, SOP adalah sistem kerja yang mengatur tata cara serta penanganan semua masalah di suatu bisnis. Aturan tersebut mengatur proses produksi, distribusi, hingga produk/layanan agar sampai ke pelanggan. SOP yang jelas akan memudahkan bisnis bekerja secara efektif, sehingga dapat mengurangi biaya operasional.

Setelah SOP dibuat untuk setiap unit kerja yang ada, lakukan pengawasan langsung terkait SOP tersebut. Apakah berjalan sesuai standar dan prosedur atau tidak. Lalu, lakukan evaluasi secara berkala.

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia atau SDM adalah elemen penting dalam proses bisnis. Untuk itu, penting bagi perusahaan agar menempatkan individu yang tepat untuk masing-masing posisi dan pekerjaan. 

Salah satu cara mendapatkan individu berkualitas adalah menyusun perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia dengan melakukan analisis dan identifikasi terhadap kebutuhan SDM, sehingga bisnis tersebut dapat menentukan langkah yang harus diambil guna mencapai tujuannya. 

5. Manajemen Risiko 

Kenali risiko-risiko yang terkait dengan operasional bisnis kamu, seperti risiko keamanan data atau risiko kegagalan sistem. Buat rencana mitigasi risiko yang efektif dan pastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan regulasi yang berlaku.

Risiko yang dapat terjadi pada bisnis kamu bisa berupa risiko finansial, citra dan reputasi perusahaan atau brand, risiko hukum, bencana alam, hingga perubahan tren dan selera pasar yang tidak lagi relevan dengan produk atau layanan bisnis kamu.

Baca Juga: Mengenal Risiko Operasional dan Cara Menghindarinya

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa elemen operasional bisnis dapat diatur dan dikelola secara efisien jika strategi yang digunakan tepat sasaran. Namun, pengelolaan sistem operasional cukup kompleks dan memiliki risiko. 

Untuk itu, kamu bisa mempercayakan pengelolaan operasional bisnismu kepada MBN Consulting yang sudah berpengalaman mengelola sistem operasional bisnis berbagai brand F&B ternama Indonesia seperti Holycow! Steak by Chef Afit, Fan Fries, Sour Sally, Fukuramen, dan Pempek Farina. 

Segera konsultasikan bisnismu sekarang, GRATIS! Klik tombol di bawah untuk informasi lebih lanjut!