Kongo Gumi: Perusahaan Tertua di Dunia Berusia 14 Abad

karyawan Kongo Gumi, perusahaan tertua di dunia, sekitar tahun 1920-an

Ada banyak perusahaan di dunia yang hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Sebagian dari perusahaan tersebut tidak bertahan lama dan mengalami krisis atau kerugian. Namun, ada satu perusahaan yang terus bertahan selama hampir 15 abad sebagai perusahaan tertua di dunia yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman. 

Perusahaan ini bergerak dalam industri konstruksi di Jepang yang bernama Kongo Gumi. Berdiri sejak 578 Masehi, Kongo Gumi digadang sebagai perusahaan tertua di dunia karena sudah berdiri selama kurang lebih 1400 tahun. 

Lalu, bagaimana perusahaan ini bisa bertahan melewati berbagai periode zaman dan bagaimana cara mereka menyesuaikan diri dengan perubahan? Simak kisahnya berikut!

Berdiri Sejak Zaman Nabi Muhammad Saw

Tahun 578 Masehi hanya beberapa tahun sejak Nabi Muhammad Saw., lahir. Ini berarti, perusahaan Kongo Gumi sudah berdiri di Jepang saat masa kenabian Rasulullah di tanah Arab.

Kongo Gumi berdiri berkat kerja keras seorang tukang kayu bernama Shigemitsu Kongo di Osaka, Jepang. Tidak ditemukan catatan resmi mengenai asal-usulnya. Namun, dari cerita mulut ke mulut, Shigemitsu Kongo dipercaya berasal dari kerajaan Baekje di Korea. Ia diperintahkan oleh kerajaan untuk membangun kuil Buddha di Osaka sebagai media promosi ajaran agama Buddha yang dianut anggota kerajaan Baekje. Proyek pembangunan kuil tersebut selesai dalam 15 tahun pada 593 Masehi yang diberi nama kuil Shitenno-ji.

Selama lebih dari 1.400 tahun, Kongo Gumi telah bertahan melewati berbagai periode sejarah dan perubahan zaman. Perusahaan ini menjadi pusat penting dalam pembangunan dan pemeliharaan bangunan bersejarah dan warisan budaya di Jepang. 

Kongo Gumi terkenal karena keahlian dalam penggunaan teknik tradisional Jepang seperti ukiran kayu, jaring-jaring penahan gempa, dan teknik konstruksi yang kuat namun fleksibel untuk menanggulangi gempa bumi, yang sering terjadi di Jepang. Tidak hanya bekerja di Jepang, tetapi mereka juga melakukan proyek-proyek konstruksi di luar negeri, termasuk di Korea dan China. 

Karyawan dan pekerja di Kongo Gumi (source: kongogumi.co.jp

Baca Juga: 7 Cara Menyiapkan Dana Pensiun Bagi Pebisnis

Sepak Terjang Kongo Gumi Sebagai Perusahaan Keluarga

Menjadi Perusahaan Konstruksi Terkemuka

Setelah pembangunan kuil Shitenno-ji yang menjadi proyek pertama Kongo Gumi, mereka kemudian mendapatkan kembali banyak permintaan proyek pembangunan skala nasional dari kekaisaran Jepang. Mereka juga mengerjakan bangunan kuil, benteng, istana, dan rumah-rumah tradsional di Korea dan China yang membuat skala bisnisnya merambah hingga internasional.

Sepanjang berabad-abad, Kongo Gumi berkembang menjadi salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Jepang. Mereka merupakan pemain utama dalam membangun dan merawat berbagai bangunan bersejarah. 

Sistem Bisnis Keluarga

Bergerak sebagai perusahaan keluarga, Kongo Gumi diwariskan kepada anak laki-laki tertua di dalam keluarga. Jika dalam satu generasi tidak ada ‘putra mahkota’ penerus bisnis yang lahir, maka mereka akan mencari menantu laki-laki yang handal dan dapat mengemban amanah serta tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan.

Namun, menantu tersebut akan memiliki status anak adopsi karena mereka harus memakai nama istri mereka, yakni Kongo agar perusahaan tetap diwariskan secara turun-temurun. Praktik ini tidak hanya digunakan oleh perusahaan Kongo Gumi, namun juga banyak perusahaan lainnya berbasis keluarga yang menerapkan praktik serupa.

Memiliki Hubungan Baik dengan Pemerintah

Reputasi sebagai ahli dalam proyek pembangunan kuil Budha selama ratusan tahun telah membawa mereka dipercaya pemerintah Jepang dari masa ke masa dalam pembangunan proyek-proyek nasional. Mereka pun menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan menjalin banyak kerjasama. Inilah salah satu alasan mengapa Kongo Gumi bisa bertahan di tengah munculnya banyak pemain baru di pasaran konstruksi.

Selain dengan pemerintah Jepang, keterlibatan mereka dalam pembangunan banyak kuil atau pagoda juga telah mengamankan hubungan mereka dengan umat Budha di Jepang. Sehingga, semakin banyak proyek konstruksi yang dipercayakan kepada tangan dingin para pekerja di Kongo Gumi.

Catatan Pasang Surut Kongo Gumi Melewati Perubahan Waktu

salah satu bangunan kuil yang dibangun oleh perusahaan Kongo Gumi (source: kongogumi.co.jp)

Semua prestasi yang ditorehkan dalam membangun banyak bangunan bersejarah dan cagar budaya di Jepang, Kongo Gumi tentu tidak lepas dari terpaan masalah. Sejarah panjangnya mencatat beberapa kali pasang surut yang pernah dialami. Berikut beberapa momen yang tercatat:

Modernisasi Periode Meiji

Salah satu momen penting dalam sejarahnya adalah pada periode Meiji di Jepang (1868-1912) ketika negara tersebut mengalami modernisasi besar-besaran. 

Pada masa itu, bangunan-bangunan modern mulai dibangun dan bermunculan sebagai sebuah budaya baru. Masyarakat mulai meninggalkan model dan konstruksi bangunan tradisional. Sehingga, akan permintaan struktur kayu tradisional jadi jauh berkurang. Turunnya permintaan pasar memaksa Kongo Gumi untuk menyesuaikan bisnisnya dengan perubahan zaman. Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Kongo Gumi tetap bertahan dan berhasil beradaptasi dengan perubahan zaman.

Mengalami Pailit di Abad Ke-21

Sayangnya, pada tahun 2005, saat dipegang oleh generasi ke 40, Masakazu Kongo, perusahaan mengalami pailit. Mereka menghadapi tekanan ekonomi dan persaingan global dalam industri konstruksi.

Keputusan sulit harus diambil untuk tetap menyelamatkan nama perusahaan. Akhirnya, Kongo Gumi diakuisisi Takamatsu Corporation pada januari 2006. Takamatsu Corporation merupakan perusahaan pemasok material konstruksi besar di Jepang. 

Dengan ini, Kongo Gumi sudah bukan lagi perusahaan yang dikelola oleh keluarga Kongo, namun menjadi bagian dari anak perusahaan Takamatsu Corporation. Meski begitu, mereka tetap mempertahankan nama Kongo Gumi karena proses sejarahnya yang panjang. Kongo Gumi juga akan terus dan tetap menjadi representasi dari pembangunan warisan budaya dan tradisi konstruksi kayu di Jepang.

Kongo Gumi sebagai Simbol Ketahanan dan Ketangguhan

Kekuatan Kongo Gumi untuk terus bertahan juga telah menjadi simbol ketahanan, ketangguhan, dan keahlian dalam industri konstruksi. Tidak hanya sebagai cermin perkembangan industri konstruksi di Jepang, tetapi juga menyoroti pentingnya pelestarian warisan budaya dan adaptasi terhadap perubahan zaman untuk kelangsungan bisnis.

Kisah panjang Kongo Gumi sebagai bagian dari pembangunan bangunan bersejarah dan cagar budaya di Jepang mendapatkan apresiasi dari warga dan pemerintah Jepang. Meski tidak lagi dipegang oleh keluarga, namun perusahaan ini tetap berkarya meneruskan warisan sejarahnya yang panjang sebagai perusahaan tertua di dunia yang masih eksis hingga sekarang.

Mau tahu informasi menarik lainnya seputar bisnis, keuangan, dan pemasaran? Ikuti terus update terbarunya di MBN Consulting!

Baca Juga: Pentingnya Mendaftarkan Merek Dagang Bagi UMKM